Tidak seperti istilahnya yang terdengar sederhana, sedot lemak (liposuction) sebenarnya adalah prosedur bedah kosmetik yang cukup serius dan memiliki banyak risiko. Sedot lemak digunakan untuk menghilangkan lemak di area-area tertentu seperti perut, bokong, pinggul, paha, lutut, dagu, lengan atas, punggung dan betis menggunakan teknik penyedotan khusus. Tujuan utamanya adalah untuk membentuk tubuh dan memberikan kontur lebih baik di area tubuh yang diinginkan.
Perlu diingat bahwa sedot lemak bukanlah cara untuk menurunkan berat badan secara signifikan. Prosedur ini lebih cocok untuk menghilangkan lemak yang sulit dihilangkan hanya dengan diet dan olahraga.
Seperti Apa Prosedur Liposuction (Sedot Lemak)
Sebelum menjalani sedot lemak, Anda perlu menjalani konsultasi dengan dokter dan mendiskusikan tujuan serta area-area tubuh yang ingin dikoreksi. Anda kemudian akan diminta melakukan pencitraan medis seperti pemindaian CT Scan atau MRI untuk mendapatkan gambaran distribusi lemak yang akurat.
Prosedur sedot lemak dilakukan di bawah bius lokal atau bius total tergantung pada area yang akan dioperasi dan keputusan dokter. Kemudian, dokter akan melakukan sayatan kecil di area yang dituju dan memasukkan tabung isap yang disebut kanula ke dalam lapisan lemak di bawah kulit.
Pada proses penyedotan, dokter akan menggerakkan kanula untuk memecah lemak dan mengisapnya keluar tubuh dengan hati-hati. Setelah selesai sayatan kecil akan ditutup dengan jahitan atau perban steril.
Setelah beberapa minggu atau bulan, Anda tetap perlu mendapatkan pemantauan pemulihan, serta evaluasi hasil. Sangat penting untuk mengikuti instruksi dokter sebelum dan sesudah prosedur dilakukan untuk memastikan pemulihan optimal dan hasil yang memuaskan.
Baca Juga: Bahaya Lemak Viseral bagi Tubuh dan Cara Menguranginya
Risiko Liposuction (Sedot Lemak)
Risiko sedot lemak cukup kompleks, dimulai sejak prosedur pembedahan dilakukan, segera setelah prosedur pembedahan dilakukan dan selama proses penyembuhan.
Risiko selama prosedur pembedahan:
- Cedera tusukan pada organ lain
- Komplikasi anestesi
- Luka bakar akibat peralatan yang digunakan
- Kerusakan saraf
- Kematian
Risiko segera setelah prosedur pembedahan:
- Bekuan darah di paru-paru
- Terlalu banyak cairan di paru-paru
- Penggumpalan lemak
- Infeksi
- Perdarahan di kulit (hematoma)
- Kebocoran cairan di bawah kulit (seroma)
- Pembengkakan (edema)
- Kematian sel kulit
- Reaksi terhadap anestesi atau obat lainnya
- Masalah jantung dan ginjal
- Kematian
Risiko saat pemulihan:
- Masalah dengan kontur tubuh
- Mati rasa
- Memar
- Nyeri
- Pembengkakan
- Infeksi
- Ketidakseimbangan cairan
- Bekas luka
- Perubahan sensasi kulit
- Perubahan warna kulit
- Masalah dengan penyembuhan (penyembuhan yang lambat)
Baca Juga: Latihan di Rumah untuk Mendapatkan Perut Rata yang Wajib Dicoba
Risiko Kematian saat Sedot Lemak
Sama seperti jenis operasi lainnya, prosedur sedot lemak memiliki risiko kematian walaupun kasusnya sangat jarang terjadi. Risiko utama kematian terkait dengan anestesi seperti reaksi alergi, komplikasi pernapasan atau masalah kardiovaskular yang dapat terjadi pada beberapa pasien.
Selain itu, ada risiko infeksi parah yang mengancam nyawa, perdarahan berlebihan, pembentukan gumpalan darah, komplikasi jantung dan pernapasan, kerusakan jaringan atau organ yang berdekatan, reaksi alergi hingga henti napas atau gagal jantung.
Risiko kematian saat sedot lemak sangat rendah dan sebagian besar pasien bisa pulih dengan baik. Tetapi sangat penting untuk mendiskusikan dengan baik sebelum memutuskan menjalani prosedur sedot lemak. Anda juga perlu mengikuti semua instruksi dokter untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi.
Memiliki pertanyaan lain seputar lemak tubuh atau permasalahan berat badan? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim